Thursday, November 10, 2011

Lawak Di Hari Lahir

  Dua minggu yang lalu merupakan ulang tahunku yang ke-35 dan moodku tidak terlalu baik pada pagi itu. Aku turun untuk sarapan dengan harapan istriku akan mengucapkan dengan penuh sukacita "Happy Birthday sayang" dan mungkin saja dengan sebuah hadiah ulang tahun untukku.

Waktu berlalu dan dia tidak mengucapkan walau dengan selamat pagi.
Aku berfikir, ya... itulah istri, tapi mungkin anak-anakku akan mengingat kalau hari ini hari jadiku.
Anak-anak datang ke meja makan untuk sarapan namun mereka juga tidak mengatakan satu patah katapun. Akhirnya aku berangkat ke pejabat dengan perasaan penuh kecewa dan sedih.

Ketika aku masuk ke bilik pejabat, sekretariku Janet menyapaku "Selamat pagi Boss, Happy Birthday".
Dan akhirnya aku merasa sedikit terubati mengetahui ada seseorang yang mengingat hari lahirku.
Aku bekerja sampai tengah hari dan kemudian Janet mengetuk pintu bilik pejabatku dan berkata
"Apakah kamu tidak menyadari bahwa hari ini begitu cerah di luar sana dan hari ini adalah hari istimewamu? jom lunch, just two of us".
Aku berkata "Wow, itu adalah perkataan yang luar biasa yang saya dengar hari ini, jom pergi".

Kami tidak pergi ke tempat dimana kami biasanya makan tengah hari, tetapi kami pergi ke tempat yang sepi. Kami memesan 2 botol martini dan sangat menikmati makan tengah hari kami.

Dalam perjalanan pulang ke pejabat, dia berkata
"Kamu tahu tak, hari ne adalah hari yang begitu bahagia. Mari meraikannya ke suatu tempat?". 
"Dimana?" soalku.
"Rahsia" sambil tersenyum menggoda dan mengenyitkan mata padaku.

Setelah tiba di apartementnya, dia pun mengajakku singgah sebentar ke dalamnya.
"Boss, jika kamu tidak keberatan, saya akan pergi ke bilik tidur dan membuka sesuatu agar lebih selesa dan mudah".
"Tentu saja" sahutku dengan gembira.
Dia pergi ke kamar tidur dan kira-kira enam minit kemudian dia pun keluar membawa kek Hari Lahir yang besar dan diiringi oleh istri, anak-anakku dan beberapa staff sepejabat ku yang lain sambil menyanyikan lagu Selamat Hari Jadi dengan serentak.

Aku hanya duduk terpaku disana.
Di sebuah sofa panjang.......
telanjang tanpa sehelai benang.

No comments:

Post a Comment